Dilan 1991: Tentang Kebahagiaan Semu dan Keikhlasan

Milea: SMA haha-hihi sama pacaran aja, bisa masuk UI akhirnya”

hahaha. Jokes terbaik DILAN 1991

Well, kemarin malam akhirnya saya menonton film DILAN 1991 yang jumlah penontonnya tembus 3.107.000 orang dalam waktu 5 hari. Ealaah, itu orang apa uang 😀 Overall, film DILAN 1991 tidak jauh beda dengan DILAN 1990. Pacaran ala anak SMA, sampai gombal-gombalan cringe. Mungkin di film DILAN 1991 ini lebih memunculkan banyak konflik. Meski pada akhirnya saya lebih sering berkomentar ” Yasalam ini kenapa sepanjang film Milea nangis terus sih isinya ;( ” Selain jalan cerita dan tata bahasa dalam percakapan, yang membuat film ini mempunyai nilai lebih tersendiri adalah pemainnya, Iqbaal Ramadhan dan Vanesha. Yakin, kalau yang main bukan Iqbaal juga saya pasti pikir 2 kali untuk mau menonton di bioskop atau menunggu di indoxxi hehehe

Apa yah, di akhir film saya juga jatuhnya menangis. Saya memang paling cupu masalah perpisahan, apalagi putus. (Nggak dikabarin seharian saja sudah gelisah haha). Karena sudah tau akhir ceritanya, sepanjang film tiap ada adegan romantis saya pasti langsung mbatinAstaga nanti putus.. nanti putus…” ;( Sedih nggak sih? ;(

Orang tua sudah saling kenal, sepanjang hubungan bahagia, bahkan tidak ada orang ketiga, tetap tidak menjamin hubungan akan baik-baik saja. Yang sudah menikah saja terkadang masih banyak yang bisa cerai ya kan? Dibilang spele, juga engga. Mungkin karena tidak bisa saling mengerti yah? Dilan yang tidak mau dikekang, pun Milea yang sangat sayang dengan Dilan sampai bisa dibilang khawatir berlebihan. Kalau ditanya mereka masih saling cinta atau tidak? Tentu masih. Tetapi ya.. ya begitu 😦 Seharusnya Milea lebih percaya dengan Dilan gitu nggak sih? Kalau sekali pun Dilan ikut geng motor, dia pasti masih bisa menjaga dirinya. Tetapi kalau jadi Milea juga pasti khawatir, orang sampai ada yang meninggal. 😦

Yha gimana yha 😦

Dalam hubungan memang kuncinya adalah saling komunikasi dan mengerti. Mengalah dan menerima. Berjuang mempertahankan bukan perihal “aku” yang lebih banyak mengalah. Tetapi “kita” yang saling mempertahankan. Huhuhu. Saya nulis kaya gini juga sebenernya masih belajar kok ;( Karena sangat sangat tidak mudah ;(

Yasudahlah. Intinya film DILAN 1991 adalah film yang sedih. Gombalan-gombalan dan kebahagiaan yang tercipta hanyalah semu dan menjadi hantu di masa yang akan datang. Tetapi saya suka dengan prisip Milea. Mau tidak mau, suka tidak suka, pun bagaimana keadaannya, hidup akan terus berjalan. Memang tidak mudah.

Tetapi percayalah, patah hati seperti Milea akan mengajarkan kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa. Penerimaan yang tentu tidak mudah. Tidak mau jatuh cinta bukan berarti kalian akan terhindar dari patah hati.

huhu.

sekian dan selamat malam jumat.




10 tanggapan untuk “Dilan 1991: Tentang Kebahagiaan Semu dan Keikhlasan”

  1. Untung doi nggak ikut geng motor ya hehehe

    Suka

    1. hahaha
      tp ikut mapala ni? gimana dong?
      ha
      ha
      ha
      ha

      Disukai oleh 1 orang

      1. idaman dong ituu

        Suka

  2. tahun 1991 kan emang gampang masuk UI
    saingannya kan gak banyak
    eniwei
    maklum film ginian jadi hype
    anak jaman sekarang kan emang gampang ikut arus

    Disukai oleh 2 orang

    1. oh iyakah?;(
      langsung ingin lahir zaman segitu wkwk

      Suka

  3. Etdahhhh hahahaha

    Suka

    1. Ampun bos percintaaan ampunnn 😦

      Suka

  4. milea romantis romantisan sajah masuk ui, temen belajar setengah mati gagal masuk ui #its so sad -ehh

    Disukai oleh 1 orang

    1. Savageeeee:””))

      Suka

Tinggalkan komentar